Monday, March 28, 2011

Dasar-Dasar Administrasi Dan Manajemen Pendidikan - Actuating

BAB I
PENDAHULUAN
Tema sentral dari pembahasan tentang pergerakan sebagai  fungsi organik manajerial ialah bahwa fungsi tersebut dapat dikatakan sebagai fungsi yang terpentingtetapi sekaligus yang paling sulit.
Fungsi penggerakan ialah suatu fungsi pembimbingan dan pemberian pimpinan serta penggerakkan orang-orang, agar supaya orang-orang/kelompo orang-orang itu suka dan mau bekerja. Karena fungsi ini merupaka funsi yang sangat penting. Sebab bagaimanapun juga rapinya perencanaan serta tertibnya pengorganisasian ataupun tepatnya penempatan orang, ini belum berarti atau dapat menjamin bergeraknya organisasi ke arah sasarannya(tujuannya).[1]
Untuk ini diperlukan bagi setiap pimpinan kecakapan, ketekunan, keuletan pengalaman serta kesabaran dalam menghadapi bawahannya.








BAB II
PEMBAHASAN
A.Pengertian dan Hakikat Penggerakan atau Actuating
          Penggerakan atau Actuating mempunyai arti dan peranan yang sangat penting. Sebab diantara fungsi manajemen lainnya, maka penggerakan merupakan fungsi secara langsung berhubungan dengan manusia (pelaksana). Dengan ini fungsi penggerakan inilah, maka ketiga fungsi manajemenyang lain baru efektif.
            Penggerakan atau actuating adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota kelompok berusaha untuk mencapai tujuan sesuai dengan perencanaan manajerial dan usaha-usaha organisasi. Jadi, actuating artinya menggerakkan orang-orang agar mau bekerja dangan sendirinya atau penuh kesadaran secara bersama-sama untuk mencapai tujuan yang dikehendaki secara efektif. Dalam hal ini yang dibutuhkan adalah kepemimpinan(leadership). kepemimpinan(leadership) adalah kemampuan untuk memengaruhi orang lain untuk mau bekerja dengan tulus sehingga pekerjaan lancar dan tujuan dapat tercapai.[2]
Penggerakan dapat didefinisikan sebagai “keseluruhan usaha, cara, teknik dan metode untuk mendorong para anggota organisasi agar mau dan ikhlas bekerja dengan sebaik mungkin demi tercapainya tujuan organisasi dengan efisien, efektif dan ekonomis.”
Menurut Arifin Abdul Rahman, bahwa penggerakan merupakan kegiatan manajemen untuk membuat orang lain suka dan dapat bekerja.
Pada dasarnya menggerakan orang lain bukanlah hal yang mudah. Untuk dapat menggerakanya dituntut bahwa manajemen hendaklah mampu atau seni untuk menggerakan orang lain. Kemampuan atau seni menggerakan orang lain itu disebut kepemimpinan atau leadership.
Dari beberapa definis diatas maka dapatlah dirumuskan bahwa penggerakan merupakan kegiatan manajemen untuk menggerakan dan membuat orang lain suka dan dapat bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien, sehingga tindakan-tindakan yang telah dilakukan menyebabakan suatu organisasi dapat berjalan.
Berbagai karya tulis tentang prinsip-prinsip, proses dan fungsi-fungsi manajemen menunjukkan aneka ragam istilahyang digunakan untuk menjelaskan fungsi penggerakan ini. Beberapa contoh dibawah ini menunjukkan apa yang dimaksud.
  1. Henry Fayol,menggunakan istilah “commanding” untuk penggerakan seperti terlihat dalam karyanya “General and Industrial Administration” , berpendapat bahwa cara terbaik untuk menggerakkan para anggota organisasi adalah dengan cara pemberian komando dan tanggung jawab utama para bawahan terletak pada pelaksanaan perintah yang telah diberikan itu.
  2. Luther Gullick, dalam karyanya “Papers on the Science of Administration” menggunakan Istilah “directing”  sebagai fungsi manajerial yang dimaksudkan untuk menggerakkan para bawahan. Istilah “directing” mempunyai makna pemberian petunjuk dan penentuan arah yang harus ditempuh oleh para pelaksana kegiatan operasional.
  3. Seorang penulis lain yang dikenal luas adalah George R. Terry yang menggunakan istilah “actuating” untuk penggerakan seperti dapat dilihat dalam bukunya “Principles of Management”.Istilah “actuating” lebih “lunak” dibandingkan dengan istilah “commanding” dan “directing.”
  4. Seorang ahli lain, John F. Mee, menggunakan istilah ‘motivating”Untuk menggambarkan cara penggerakan bawahan yang dipandang paling tepat. [3]

B. Ciri – Ciri Penggerakan
Di dalam Penggerakan upaya manajer agar berhasil dalam menjalankan pelaksanaan manajemen yang baik dan berkesinambungan hendaknya mampu memahami kondisi dan situasi di dalam organisasi yang di gerakkan.
Di dalam menggerakkan sebuah organisasi, seorang manajer harus mampu bertanggung jawab terhadap semua keputusan yang telah dibuat. Adapun Ciri – ciri penggerakkan di dalam sebuah oraganisasi yaitu :
• Upaya yang berlandaskan pengetahuan tentang kepemimpinan yang baik
• Mengacu pada perencanaan yang telah di buat
• Adanya kemampuan untuk memimpin semua anggota organisasi
• Semua kegiatan – kegiatan oraganisasi di atur dengan baik
• Pemberian bimbingan, motivasi dan pengarahan yang baik
C. Perkembangan Teori Manajemen
            Salah satu perkembangan sejarah dalam ilmu administrasi dan manajemen adalah timbulnya apa yang dikenal dengan “Gerakan Human Relations.” Gerakan ini menjadi sangat penting karena melalui gerakan tersebut dimulai usaha “koreksi” terhadap pandangan tentang arti pentingnya unsur manusia dalam kehidupan organisasional.
            Dengan gerakan ini, para Ilmuwan semakin mencurahkan perhatian kepada perkembangan teori tentang teknik-teknik yang terbaik untuk menggerakkan manusia. Kesemuanya dewasa ini dikenal dengan istilah “the ten commandments of human  relation” yang merupakan prinsip-prinsip pokok “human relation.”
            Kesepuluh prinsip pokok human relation itu adalah :
1)      Sinkronisasi antara tujuan organisasi dengan tujuan individu para anggota organisasi yang bersangkutan
2)      Suasana kerja yang menyenangkan
3)      Hubungan kerja yang serasi
4)      Tidak memperlakukan bawahan seperti mesin
5)      Pengembangan kemampuan bawahan sampai tingkat maksimal
6)      Pekerjaan yang menarik dan penuh tantangan
7)      Pengakuan dan penghargaan atas prestasi kerja yang tinggi
8)      Tersedianya sarana dan prasarana yang memadai
9)      Penempatan tenega kerja yang tepat
10)  Imbalan yang setimpal dengan jasa yang diberikan[4]
D.Beberapa Kegiatan Penggerakan
Di dalam Fungsi Penggerakan, Kegiatan - kegiatan dalam Penggerakan ada beberapa bagian, yaitu :
         Dorongan ( motivating ) : yaitu menggerakkan orang dengan memberikan rangsangan yang baik, alasan – alasan yang menimbulkan kemauan bekerja dengan baik.
          Pimpinan, Bimbingan ( Leading ) : yaitu memberikan bimbingan dengan contoh tauladan.
          Perintah / Pengarahan ( Directing ) : yaitu memberikan pengarahan dengan petunjuk yang benar, jelas dan tepat.
E.Fungsi – Fungsi Penggerakan
Fungsi penggerakan merupakan intinya manajemen, karena fungsi ini kegiatannya berhubungan langsung dengan faktor manusia bawahan.
Dalam menggerakan manusia sebagai bawahan ini, seorang pimpinan/manajer dituntut suatu kemampuan, sehingga para bawahan dengan senang hati mengikuti ajakan atau kehendak pimpinan.
Fungsi aktuasi haruslah dimulai dari diri manager dengan menunjukkan kepada staf bahwa dia memiliki tekat untuk mencapai kemajuan dan peka terhadap lingkungannya. Ia harus memiliki kemampuan kerjasama, harus bersikap obyektif.
Ada 4 jenis utama fungsi penggerakan :
1.      Koordinasi kegiatan
Untuk setiap kegiatan yang akan diterapkan sesuai rencana, manajemen harus memastikan bahwa semua kegiatan sebelumnya telah dilaksanakan tepat pada waktunya. Untuk mengkoordinasi pekerjaan tim, pekerja yang bertugas harus :
a.       Mengkoordinasikan fungsi para aggota tim kesehatan
b. Mengkoordinasikan kegiatan
c. Menyampaikan keputusan
2.      Penempatan orang dalam jumlah, waktu dan tempat yang tepat meliputi mengorganisasikan, mengarahkan dan mengawasi
3.       Mobilisassi dan alokasi sumber daya fisik dan dana yang diperlukn meliputi :
a. Pemantauan dan pengawasan
b. Logistik ( perolehan, penyaluran, penyimpanan, pengiriman, penyebaran dan pengembalian barang )
c. Akuntasi
d. Organisasi
4.      Keputusan yang berkenaan dengan informasi yang diperlukan
Berkaitan dengan pembuatan keputusan secara umum dan khusus dengan koordinasi kegiatan, manajemen tenaga kerja dan sumber daya selama penerapan.
F. Beberapa halangan dalam menjalankan penggerakan
Kegagalan manajer dalam menumbuhkan motivasi stafnya, hal ini terjadi karena manajer kurang memahami hakekat perilaku dan hubungan antar manusia. Seperti konsep perilaku manusia yang dikemukakan oleh Maslow, dinegara berkembang yang menjadi prioritas adalah kebutuhan fisik, rasa aman, dan diterima oleh lingkungan sedangkan dinegara maju kebutuhan yang menonjol adalah aktualisasi diri dan self esteem. Perbedaan tersebut juga akan mempengaruhi etos kerja dan produktifitas kerja.
         Kurangnya keahlian dalam menggunakan menajemen
         Beragam-ragam pendapat dalam memutuskan sesuatu
          Tidak adanya kerjasama yang kompak
         Tidak menepati janji Fungsi-fungsi penggerakan
         Tidak adanya dana serta fasilitas yang terbatas dapat menghasilkan kedisiplinan dan kesetian dari anggota organisasi.
         Kurangnya Komunikasi di Dalam Organisasi
         Tidak bisa membaca karakteristik setiap anggotanya
         Kurangnya Rasa Solidaritas yang tinggi
G.Ulasan Teori Kepemimpinan(Leadership)
            Menurut George Terry dalam bukunya “ Prnciples of management” menyatakan : kepemimpinan adalah keseluruhan aktivitas/tindakan untuk mempengaruhi serta menggiatkan orang dalam usaha bersama untuk mencapai tujuan.
            Teori-teori kepemimpinan ada dua:[5]
  1. Teori pembawaan kelahiran
Teori ini diantara golongan yang mempunyai “vested Interest” mengatakan bahwa seseorang dapat menjadi seorang pemimpin karena keturunan. (karena orang tuanya menjadi pemimpin maka anaknya juga menjadi pemimpin). Teori ini biasanya dianut dan hidup dikalangan kaum bangsawan.
  1. Teori sosial
Pada umumnya sekarang dianut teori sosial yang menyatakan bahwa pada hakekatnya semua orang sama dan dapat menjadi pemimpin.
H.Ulasan Teori Motivasi(motivation)
            Lahirnya “Gerakan Keperilakuan” dalam manajemen mengakibatkan para Ilmuan meningkatkan usahanya untuk lebih mendalami teori motivasi yang apabila diterapkan secara tepat dapat meningkatkan prestasi kerja para karyawan dalam organisaasi.
            Keseluruhan teori motivasi yang dikembangkan oleh Maslow berintikan pendapat yang mengatakan bahwa kebutuhan manusia itu dapat diklasifikasikan pada lima hirarki kebutuhan, yaitu:
1)      Kebutuhan fisiologis
2)      Kebutuhan akan keamanan
3)      Kebutuhan sosial
4)      Kebutuhan “esteem”
5)      Kebutuhan untuk aktualisasi diri
H. Teori-Teori Motivasi Kontemporer
  1. Teori ERG(Existence, Relatedness, Growth) yang dikembangkan oleh Clayton Alder dari Universitas Yale
  2. Teori “Tiga Kebutuhan”(Need for Achievement, Need for power, Need for Affiliation) yang dikemukakan David McClelland dan kawan-kawan
  3. Teori Evaluasi Kognitif. Inti teori ini adalah bahwa pemberian motivasi secara ekstrinsik.
  4. Teori Penentuan Tujuan : pendapat yang mengatakan bahwa kejelasan tujuan yang hendak dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan tugasnya akan menumbuhkan motivasi yang semakin besar.
  5. Teori Penguatan: teori yang menggunakan pendekatan keperilakuan.
  6. Teori Keadilan: persepsi seseorang tentang perlakuan yang diterimanya sangat menentukan perilakunyayang pada gilirannya memberi arah tentang cara penggerakan yang tepat digunakan.
  7. Teori Harapan: bahwa kekuatan suatu kecendrungan bertindak dengan cara-cara tertentu tergantung pada harapan bahwa tindakan tersebut akan diikuti oleh hasil tertentu dan daya tarik hasil itu bagi orang yang melakukan tindakan tertentu itu.















BAB III
PENUTUP
Kesimpulan,
Penggerakan dapat didefinisikan sebagai “keseluruhan usaha, cara, teknik dan metode untuk mendorong para anggota organisasi agar mau dan ikhlas bekerja dengan sebaik mungkin demi tercapainya tujuan organisasi dengan efisien, efektif dan ekonomis.”
Adapun Ciri – ciri penggerakkan di dalam sebuah oraganisasi yaitu :
• Upaya yang berlandaskan pengetahuan tentang kepemimpinan yang baik
• Mengacu pada perencanaan yang telah di buat
• Adanya kemampuan untuk memimpin semua anggota organisasi
• Semua kegiatan – kegiatan oraganisasi di atur dengan baik
• Pemberian bimbingan, motivasi dan pengarahan yang baik
Kegiatan - kegiatan dalam Penggerakan ada beberapa bagian, yaitu :
Dorongan ( motivating ) ; Pimpinan, Bimbingan ( Leading ) ; Perintah / Pengarahan ( Directing )
Ada 4 jenis utama fungsi penggerakan :
1.      Koordinasi kegiatan
2.      Penempatan orang dalam jumlah, waktu dan tempat yang tepat meliputi mengorganisasikan, mengarahkan dan mengawasi
3.       Mobilisassi dan alokasi sumber daya fisik dan dana
4.      Keputusan yang berkenaan dengan informasi yang diperlukan
Beberapa halangan dalam menjalankan penggerakan
         Kurangnya keahlian dalam menggunakan menajemen
         Beragam-ragam pendapat dalam memutuskan sesuatu
          Tidak adanya kerjasama yang kompak
         Tidak menepati janji Fungsi-fungsi penggerakan
         Tidak adanya dana serta fasilitas yang terbatas dapat menghasilkan kedisiplinan dan kesetian dari anggota organisasi.
         Kurangnya Komunikasi di Dalam Organisasi
         Tidak bisa membaca karakteristik setiap anggotanya
         Kurangnya Rasa Solidaritas yang tinggi
Teori-Teori Motivasi Kontemporer
  1. Teori ERG
  2. Teori “Tiga Kebutuhan
  3. Teori Evaluasi Kognitif
  4. Teori Penentuan Tujuan
  5. Teori Penguatan.
  6. Teori Keadilan
  7. Teori Harapan





Daftar Pustaka
Drs. Soekarno, Dasar-Dasar Manajemen,Miswar,Jakarta,1984.
Siagian,Sondang P,Fungsi-fungsi Manajerial,Bumi Aksara,Jakarta,1988
Siagian,Sondang P,Pengembangan Sumber Daya Manusia.Gunung Agung, Jakarta,1985
Westriningsih, Ekonomi untuk SMA/MA,Intan pariwara,Klaten,2009.


         




[1] Drs. Soekarno, Dasar-Dasar Manajemen(Miswar,Jakarta,1984)hal.86

[2] Westriningsih, Ekonomi untuk SMA/MA(Intan pariwara,Klaten:2009)hlm.11
[3] Siagian,Sondang P,Fungsi-fungsi Manajerial(Bumi Aksara,Jakarta,1988)hlm.132
[4] Ibid,hlm.141
[5] Opcit,hlm. 92

Friday, March 18, 2011

Filsafat Umum - Sistem-Sistem Pemikiran Filsafat Tentang Kenyataan


BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
FILSAFAT dan filosof berasal dari kata Yunani “philosophia” dan “philosophos”. Menurut bentuk kata, seorang philosphos adalah seorang pencinta kebijaksanaan. Sebagian lain mengatakan bahwa filsafat adalah cinta akan kebenaran. Filsafat sering pula diartikan sebagai pandangan hidup.
Filsafat pikiran adalah cabang filsafat analitik modern yang mempelajari kodrat pikiran, peristiwa pikiran, fungsi pikiran, properti pikiran, kesadaran, dan hubungannya dengan tubuh fisik, terutama otak. Masalah pikiran-tubuh, yaitu hubungan pikiran dengan tubuh, biasanya dipandang sebagai masalah utama dalam filsafat pikiran, meskipun masih ada masalah-masalah lain mengenai kodrat pikiran yang tidak meliputi hubungannya dengan tubuh fisik.










BAB II
PEMBAHASAN
A.REALISME
1.Pengertian Realisme
            Realisme berasal dari bahasa Inggris “Realism” dan Latin “Res” yang berarti hal,benda,barang.
Realisme adalah aliran filsafat yang berkeyakinan bahwa objek indera kita adalah riil atau sungguh-sungguh nyata adanya. Benda-benda ada, dan adanya benda-benda itu terlepas dari pengetahuan atau persepsi atau pikiran manusia. Alam semesta hakikatnya berdiri sendiri di luar pikiran manusia. [1]
Aliran ini bertentangan dengan Idealisme, yang berkeyakinan bahwa jiwa (spirit) manusia adalah unsur yang paling penting dalam hidup dan hakikat akhir alam semesta adalah nonmaterial.           
2.Metafisik Realisme
1.       Hakikat Realitas
Dunia terbuat dari sesuatu yang nyata, substansial dan material yang  hadir dengan sendirinya (entity). Dalam alam terdapat hukum-hukum alam yang menentukan keteraturan dan keberadaan dari setiap yang hadir dengan sendirinya dari alam itu sendiri. Realitas bersifat objektif, brdiri sendiri dan tidak tergantung pada pikiran/jiwa/spirit/roh.
2.      Hakikat Manusia
Manusia adalah bagian dari alam, dan ia muncul di alam sebagai hasil puncak mata rantai evolusi yang terjadi di alam. Hakikat manusia didefinisikan sesuai dengan apa yang dikerjakannya. Untuk tetap survive dan bahagia, tugas dan tujuan manusia adalah menyesuaikan diri terhadap hukum-hukum alam, serta menyesuaikan diri terhadap masyarakat dan kebudayaannya.
3.Realisme dalam perjalanan sejarah.
  1. Realisme dalam penggunaannya pertama mempunyai sejarah yang panjang. Perjalanan perdebatan, yang berpusat pada abad pertengahan,diuraikan dibawah judul Universalia.[2]
  2. Tokoh-tokoh dalam aliran realisme adalah [3]
1)      Aristoteles (384-322 SM)
2)      Santo Thomas Aquinas (1225-1274)
3)      John Amos Comenius (1592 – 1670)
4)      Rene Descartes  (1596-1650)
5)      Baruch Spinoza (1632 - 1677)
6)      F. John Locke(1632 - 1704)
7)      G. Immanuel Kant(1724 - 1804)
8)      H. Johann Friedrich Herbart (1776 – 1841)
9)      I. William James (1842 - 1910)
B. IDEALISME
1.pengertian Idelisme
            Idealisme berasal dari bahasa inggris ”idealism” yang berarti idea(visi atau komtemplasi.
            Beberapa pengertian :
1)      Teori bahwa alam semesta adalah penjelmaan pikiran.
2)      Seluruh realitas itu bersifat mental(spritual,psikis). Materi,yang fisik tidak ada.
3)      Realitas dijelaskan dijelaskan berkenaan dengan gejala-gejala psikis seperti pikiran-pikiran, diri, roh, ide-ide, pikiran mutlak, dan seterusnya. Dan bukan berkenaan dengan materi.[4]

Tokoh aliran idealisme adalah Plato (427-374 SM), murid Sokrates. Aliran idealisme merupakan suatu aliran ilmu filsafat yang mengagungkan jiwa. Menurutnya, cita adalah gambaran asli yang semata-mata bersifat rohani dan jiwa terletak di antara gambaran asli (cita) dengan bayangan dunia yang ditangkap oleh panca indera. Pertemuan antara jiwa dan cita melahirkan suatu angan-angan yaitu dunia idea. Aliran ini memandang serta menganggap bahwa yang nyata hanyalah idea. Idea sendiri selalu tetap atau tidak mengalami perubahan serta penggeseran, yang mengalami gerak tidak dikategorikan idea.[5]
Keberadaan idea tidak tampak dalam wujud lahiriah, tetapi gambaran yang asli hanya dapat dipotret oleh jiwa murni. Alam dalam pandangan idealisme adalah gambaran dari dunia idea, sebab posisinya tidak menetap. Sedangkan yang dimaksud dengan idea adalah hakikat murni dan asli. Keberadaannya sangat absolut dan kesempurnaannya sangat mutlak, tidak bisa dijangkau oleh material. Pada kenyataannya, idea digambarkan dengan dunia yang tidak berbentuk demikian jiwa bertempat di dalam dunia yang tidak bertubuh yang dikatakan dunia idea.
Plato yang memiliki filsafat beraliran idealisme yang realistis mengemukakan bahwa jalan untuk membentuk masyarakat menjadi stabil adalah menentukan kedudukan yang pasti bagi setiap orang dan setiap kelas menurut kapasitas masin-masing dalam masyarakat sebagai keseluruhan. Mereka yang memiliki kebajikan dan kebijaksanaan yang cukup dapat menduduki posisi yang tinggi, selanjutnya berurutan ke bawah. Misalnya, dari atas ke bawah, dimulai dari raja, filosof, perwira, prajurit sampai kepada pekerja dan budak. Yang menduduki urutan paling atas adalah mereka yang telah bertahun-tahun mengalami pendidikan dan latihan serta telah memperlihatkan sifat superioritasnya dalam melawan berbagai godaan, serta dapat menunjukkan cara hidup menurut kebenaran tertinggi.
Mengenai kebenaran tertinggi, dengan doktrin yang terkenal dengan istilah ide, Plato mengemukakan bahwa dunia ini tetap dan jenisnya satu, sedangkan ide tertinggi adalah kebaikan. Tugas ide adalah memimpin budi manusia dalam menjadi contoh bagi pengalaman. Siapa saja yang telah menguasai ide, ia akan mengetahui jalan yang pasti, sehingga dapat menggunakan sebagai alat untuk mengukur, mengklasifikasikan dan menilai segala sesuatu yang dialami sehari-hari.
Kadangkala dunia idea adalah pekerjaan norahi yang berupa angan-angan untuk mewujudkan cita-cita yang arealnya merupakan lapangan metafisis di luar alam yang nyata. Menurut Berguseon, rohani merupakan sasaran untuk mewujudkan suatu visi yang lebih jauh jangkauannya, yaitu intuisi dengan melihat kenyataan bukan sebagai materi yang beku maupun dunia luar yang tak dapat dikenal, melainkan dunia daya hidup yang kreatif (Peursen, 1978:36). Aliran idealisme kenyataannya sangat identik dengan alam dan lingkungan sehingga melahirkan dua macam realita. Pertama, yang tampak yaitu apa yang dialami oleh kita selaku makhluk hidup dalam lingkungan ini seperti ada yang datang dan pergi, ada yang hidup dan ada yang demikian seterusnya. Kedua, adalah realitas sejati, yang merupakan sifat yang kekal dan sempurna (idea), gagasan dan pikiran yang utuh di dalamnya terdapat nilai-nilai yang murni dan asli, kemudian kemutlakan dan kesejatian kedudukannya lebih tinggi dari yang tampak, karena idea merupakan wujud yang hakiki.
Prinsipnya, aliran idealisme mendasari semua yang ada. Yang nyata di alam ini hanya idea, dunia idea merupakan lapangan rohani dan bentuknya tidak sama dengan alam nyata seperti yang tampak dan tergambar. Sedangkan ruangannya tidak mempunyai batas dan tumpuan yang paling akhir dari idea adalah arche yang merupakan tempat kembali kesempurnaan yang disebut dunia idea dengan Tuhan, arche, sifatnya kekal dan sedikit pun tidak mengalami perubahan.
Inti yang terpenting dari ajaran ini adalah manusia menganggap roh atau sukma lebih berharga dan lebih tinggi dibandingkan dengan materi bagi kehidupan manusia. Roh itu pada dasarnya dianggap suatu hakikat yang sebenarnya, sehingga benda atau materi disebut sebagai penjelmaan dari roh atau sukma. Aliran idealisme berusaha menerangkan secara alami pikiran yang keadaannya secara metafisis yang baru berupa gerakan-gerakan rohaniah dan dimensi gerakan tersebut untuk menemukan hakikat yang mutlak dan murni pada kehidupan manusia. Demikian juga hasil adaptasi individu dengan individu lainnya. Oleh karena itu, adanya hubungan rohani yang akhirnya membentuk kebudayaan dan peradaban baru (Bakry, 1992:56). Maka apabila kita menganalisa pelbagai macam pendapat tentang isi aliran idealisme, yang pada dasarnya membicarakan tentang alam pikiran rohani yang berupa angan-angan untuk mewujudkan cita-cita, di mana manusia berpikir bahwa sumber pengetahuan terletak pada kenyataan rohani sehingga kepuasaan hanya bisa dicapai dan dirasakan dengan memiliki nilai-nilai kerohanian yang dalam idealisme disebut dengan idea.
Memang para filosof ideal memulai sistematika berpikir mereka dengan pandangan yang fundamental bahwa realitas yang tertinggi adalah alam pikiran (Ali, 1991:63). Sehingga, rohani dan sukma merupakan tumpuan bagi pelaksanaan dari paham ini. Karena itu alam nyata tidak mutlak bagi aliran idealisme. Namun pada porsinya, para filosof idealisme mengetengahkan berbagai macam pandangan tentang hakikat alam yang sebenarnya adalah idea. Idea ini digali dari bentuk-bentuk di luar benda yang nyata sehingga yang kelihatan apa di balik nyata dan usaha-usaha yang dilakukan pada dasarnya adalah untuk mengenal alam raya. Walaupun katakanlah idealisme dipandang lebih luas dari aliran yang lain karena pada prinsipnya aliran ini dapat menjangkau hal-ihwal yang sangat pelik yang kadang-kadang tidak mungkin dapat atau diubah oleh materi, Sebagaimana Phidom mengetengahkan, dua prinsip pengenalan dengan memungkinkan alat-alat inderawi yang difungsikan di sini adalah jiwa atau sukma. Dengan demikian, dunia pun terbagi dua yaitu dunia nyata dengan dunia tidak nyata, dunia kelihatan (boraton genos) dan dunia yang tidak kelihatan (cosmos neotos). Bagian ini menjadi sasaran studi bagi aliran filsafat idealisme (Van der Viej, 2988:19). [6]
Plato dalam mencari jalan melalui teori aplikasi di mana pengenalan terhadap idea bisa diterapkan pada alam nyata seperti yang ada di hadapan manusia. Sedangkan pengenalan alam nyata belum tentu bisa mengetahui apa di balik alam nyata. Memang kenyataannya sukar membatasi unsur-unsur yang ada dalam ajaran idealisme khususnya dengan Plato. Ini disebabkan aliran Platonisme ini bersifat lebih banyak membahas tentang hakikat sesuatu daripada menampilkannya dan mencari dalil dan keterangan hakikat itu sendiri. Oleh karena itu dapat kita katakan bahwa pikiran Plato itu bersifat dinamis dan tetap berlanjut tanpa akhir. Tetapi betapa pun adanya buah pikiran Plato itu maka ahli sejarah filsafat tetap memberikan tempat terhormat bagi sebagian pendapat dan buah pikirannya yang pokok dan utama.
Antara lain Betran Russel berkata: Adapun buah pikiran penting yang dibicarakan oleh filsafat Plato adalah: kota utama yang merupakan idea yang belum pernah dikenal dan dikemukakan orang sebelumnya. Yang kedua, pendapatnya tentang idea yang merupakan buah pikiran utama yang mencoba memecahkan persoalan-persoalan menyeluruh persoalan itu yang sampai sekarang belum terpecahkan. Yang ketiga, pembahasan dan dalil yang dikemukakannya tentang keabadian. Yang keempat, buah pikiran tentang alam/cosmos, yang kelima, pandangannya tentang ilmu pengetahuan (Ali, 1990:28).
C. MONISME
1.pengertian monisme
            Monisme berasal dari bahasa yunani “monos” dan bahasa Inggris “monism” yang berarti tunggal atau sendiri.[7]
Beberapa pengertian monisme :
1.      Teori bahwa segala hal dalam alam semesta dapat dijabarkan pada (atau dijelaskan dalam kerangka) kegiatan satu unsur dalam kehidupan. Misalnya, Allah, materi, pikiran, energi, bentuk.
2.      Teori bahwa segala hal berasal dari satu sumber terakhir tunggal.
3.      Keyakinan bahwa realitas adalah satu, dan segala sesuatu lain nya adalah ilusi. Berbeda dengan dualisme
4.      Ajaran yang mempertahankan bahwa dasar pokok seluruh eksistensi adalah satu sumber. Bagi kaum materialis, materi merupakan dasar dunia. Sementara bagi kaum idealis, dasar dunia roh,ide.
5.      Ajaran tentang kesatuan(pertama kali digunakan Christian Wolff)
2.Monisme Universal
Monisme Universal mengukuhkan sifat esa hakiki dari Allah dan dunia. Dengan demikian, monisme universal menolak setiap perbedaan hakiki alam objek-objek yang beraneka ragam: materi dan roh; substansi hidup dan tidak hidup; individu dan kelompok, dan lain sebagainya.[8]
3.Bentuk monisme
Terdapat aneka ragam monisme. Ini tergantung pada aneka hal yang ditonjolkan ke depan. Tetapi ada dua bentuk utama, yaitu monisme materialistis dan spritualistis. Konsekuensi monisme adalah penolakan kehendak bebas.
D.DUALISME
1.Pengertian Dualisme
dualisme berasal dari bahasa inggris “dualism” dan bahasa latin “dualis” yang berarti bersifat dua. paham dualisme mengaku ada “sepasang kenyataan” di dunia ini. Segala sesuatu selalu ada pasangannya.
Dualisme merupakan pandangan filosofis yang menegaskan eksistensi dari dua bidang(dunia) yang terpisah ,tidak dapat di jadikan satu. Contohnya : adikodrati/kodrati. Allah/alam semesta. Roh/materi. Jiwa/badan. Dunia yang kelihatan/Dunia yang tidak kelihatan. Dunia inderawi/dunia intelektual. Substansi yang berpikir/substansi material. Realitas faktual/realitas kemungkinan. Dunia noumenal/dunia fenomenal. Kekuatan kebaikan/kekuatan kejahatan. Alam semesta dapat dijelaskan dengan kedua bidang(dunia) itu.[9]
2.Perbedaan Dualisme Dengan Monisme
Dualisme pada umumnya berbeda dengan monisme,mempertahankan perbedaan-perbedaan mendasar yang ada dalam realitas antara eksisensi yang kontingen dan eksistensi yang absolut(dunia dan Allah), antara yang mengetahui dan yang ada dalam bidang kontingen, antara materi dan roh(atau antara materi dan  kehidupan yang terikat pada materi), antara substansi dan aksiden,dsb.
Dualisme sering kali menandakan perlawanan dengan monisme. Dualisme metafisik ekstrem menjelaskan keterbatasan dan kejahatan dalam dunia dengan menegaskan bahwa terdapat dua prinsip dasar yang bekerja. yang satu adalah Allah. Yang lain adalah suatu prinsip abadi, yang bersifat potensial(materi abadi dari plato) yang merintangi dan membatasi tindakan-tindakan Allah dalam dunia. Kadang-kadang ia juga dipikirkan sebagai suatu kekuatan kejahatan yang independen yang bekerja dalam oposisi dengan prinsip kebaikan(manikeisme). Juga Dualisme antropologis sebagaimana dinyatakan Descartes, salah memehami kesatuan jiwa dan tubuh dalam manusia.
3.Dualisme dalam sejarah
paham dualisme ini telah lama mengakar di dalam pemikiran Barat. Dan apa pendapat yang mensinyalir bahwa Barat sendiri telah mengadopsi paham ini dari kepercayaan Zoroaster di Timur, sekitar 1000 tahun sebelum Masehi silam. Selanjutnya paham ini semakin berkembang di zaman Yunani melalui berbagai pemikiran filsafat, seperti Platoisme dan Aristotle. Dan perkembangan itu terus berlanjut hingga sekarang.          
Rupanya istilah ini sudah diperkenalkan tahun 1700 oleh Thomas Hyde. Dipakai untuk menunjuk kepada konflik baik-jahat antara Ormazd dan Ahriman dalam Zoroastrianisme. Christian Wolff adalah orang pertama yang menerapkan kata itu untuk menunjukkan oposisi metafisis pikiran dan materi. Istilah ini semenjak itu telah diterapkan pada banyak oposisi dalam agama,metafisika,dan epistemologi.[10]
1.         Dalam agama, istilah ini telah diterapkan pada oposisi baik-buruk dalam manikeisme dan gnostisisme; kontras yin dan yang dalam Taoisme dan Neoconfucianisme(antara lain saja).
2.         Dualisme metafisis tertua adlah dualisme plato. Yang benar-benar ada hanyalah ide-ide. Namun demikian ia mengakui adanya prinsip yang lebih rendah tetapi bertentangan dengan ide-ide. Dualisme metafisis Plato juga bersifat etis sejauh ia mengidentikkan kebaikan dengan ide-ide dan kejahatan dengan prisnsip yang lebih rendah.
3.         Aristoteles berupaya mencegah dualisme plato, sambil mempertahankan kesaling isian forma dan materi.
4.         Dualisme yang sempurna muncul dalam Descartes. Ia membedakan antara tubuh-jiwa(res cogitans dan res extensa).
5.         Merleau-Ponty menggantikan dualisme tubuh-jiwa Descartes dengan aneka macam tingkat konseptual. Dari macam-macam tingkatan itu yang fisik dan yang mental adalah dua namun satu.

















BAB III
PENUTUP
Komentar penulis tentang isi bacaan:
1)      Realisme merupakan aliran yang beranggapan bahwa semua barang/materi adalah nyata dan tidak terikat pada persepsi atau pikiran manusia. Menurut kami aliran ini merupakan aliran yang menyatakan bahwa semua benda/barang itu sudah ada sejak lama dan tidak tergantung pada pikiran spritual manusia.
2)      Idealisme merupakan aliran yang menyatakan bahwa semua kenyataan adalah pikiran manusia dan barang/materi itu sebenarnya tidak ada. Jadi, aliran ini menganggap semua benda yang ada di dunia ini sebenarnya tidak ada tapi di ada kan oleh alam pikiran manusia.
3)      Monisme adalah aliran filsafat yang menyatakan bahwa segala hal yang ada di dunia ini hanya tunggal/satu. Aliran ini tidak mengenal adanya perbedaan dan semuanya merupakan kesatuan yang tunggal.
4)      dualisme adalah aliran filsafat yang menyatakan bahwa segala hal yang ada di dunia ini terdiri dari dua hal yang bertentangan tapi selalu bersama-sama. Seperti kebaikan dan kejahatan yang tidak bisa dipisahkan meski berlawanan.



\



Daftar pustaka
Lorens Bagus,kamus filsafat,PT Gramedia Pustaka Utama,Jakarta,2005
Dick Harmoko, Kamus Populer Filsafat, PT. RajaGrafindo persada, Jakarta,1995
Juhaya S. Pradja, Aliran-Aliran Filsafat Dari Rasionalisme Hingga Sekularisme,Alva Gracia,Bandung,1987
Purnawan,Filsafat Realisme, Pendidikan Teknologi Kejuruan Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia,Bandung,2009
http://pokjawasdepagblora.wordpress.com/2009/01/07/filsafat-idealisme-dan-realisme,17-maret-2010,09:45PM


[1] Purnawan,Filsafat Realisme(Pendidikan Teknologi Kejuruan Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia,Bandung:2009)hlm.3
[2] Lorens Bagus,kamus filsafat(PT Gramedia Pustaka Utama,Jakarta:2005)hlm.934
[3] Opcit,hlm.4-15
[4] Opcit,hlm.300
[5]http://pokjawasdepagblora.wordpress.com/2009/01/07/filsafat-idealisme-dan-realisme,17-maret-2010,09:45PM

[6] Ibid.
[7] lorens bagus,kamus filsafat(PT Gramedia Pustaka Utama,Jakarta,2005)hlm.670
[8] Ibid,hlm.671
[9] Ibid,hlm.174
[10] Ibid,hlm.175

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites